Jumat, 15 April 2011

Bersama menghadapinya dengan bijak..

Bersama menghadapinya dengan bijak..

by Lendl Wibisana on Monday, November 8, 2010 at 8:56pm

Dalam kehidupan, seiring dengan berjalannya waktu, manusia pasti akan menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti. Dari taraf masalah individual yang sederhana hingga rumit, dari masalah umat yang bersifat sosial hingga sistemik. Ibarat pohon, sejak kecambah banyak ancaman yang bisa membuatnya layu dini, begitu tumbuh besar dan semakin tinggi pohon itu semakin kuat angin yang menerpa.

Sesuatu menjadi masalah bila dapat merugikan orang lain ataupun diri sendiri. Sesuatu dikatakan masalah bila dapat menghalangi pencapaian tujuan tertentu. Terkadang sesuatu bisa menjadi masalah yang besar bagi seseorang namun bisa jadi hanyalah masalah ringan atau bahkan sama sekali bukan masalah bagi yang lainnya. Baik sesuatu itu akan menjadi masalah yang benar maupun salah, kemudian menjadi masalah utama ataupun sepele. Oleh karena itu, masalah adalah sesuatu hal yang erat kaitannya dengan cara berfikir dan bersikap seseorang. Masalah – sudah dipahami bersama – merupakan sesuatu yang harus diatasi bukan hanya untuk difikirkan. Dengan kata lain, dalam mengatasi sutu masalah pemahaman seseorang berperan penting. Karena dari pemahaman yang diadopsi dan diyakini inilah manusia menilai dan memutuskan sesuatu dalam kehidupannya.

Pemahaman dasar yang diyakini itulah disebut aqidah (ideologi). Dalam pemahaman itu terdapat standar nilai agar segala sesuatu berjalan sesuai idealnya. Perbedaan antara keadaan sesungguhnya (realitas) dan keadaan ideal adalah awal munculnya masalah. Berdasarkan standar nilai yang lahir dari pemahaman itulah manusia dapat mengatasi masalah. Namun kebenaran pemahaman itulah yang akan menentukan apakah masalah sudah dipecahkan secara benar dan tuntas ataukah belum.

Sebagai muslim tentu Islam harus dijadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak. Seperti yang disebutkan dalam Al Quran Surat Al Baqoroh ayat ke-216, bahwa manusia tidaklah mengerti akan hakikat sesuatu karena keterbatasan akal yang dimiliki. Maka manusia tentu membutuhkan informasi dari sang pencipta yakni Allah SWT.

“boleh jadi kamu membeci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (T.Q.S. Al Baqoroh:216)

Dan setiap muslim haruslah berfikir dan meyakini bahwa segala permasalahan hidup ada jalan keluarnya dalam Islam. Kemudian tuntunan dalam Islam lah yang menjadi cara bertindaknya. Sebagaimana Allah telah memyempurnakan Islam sebagai din bagi manusia seperti yang disebutkan dalam Al Quran Surat Al-Maidah ayat 3, yaitu:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (T.Q.S. Al Maidah:3)

Demikianlah hingga ketika kaum muslimin memegang erat aqidah-way of life mereka, hidup dalam tatanan Islam yang cemerlang mulai dari kehidupan individu sampai kehidupan bernegara-mereka menjadi ummat nomor wahid, selama ribuan tahun semenjak Rasulullah saw menerapkan Islam secara sempurna dalam naungan daulah islam di madinah hingga pembubaran kekhilafahan islam di turki tahun 1924.

“dan sungguh akan kamu berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan...”(T.Q.S. Al Baqoroh: 155)

Seperti yang disebutkan dalam surat Al Baqoroh ayat 155, bahwa Allah SWT telah menetapkan bahwa manusia hidup di dunia ini tidak akan lepas dari sesuatu yang disebut masalah tersebut. Namun yang lebih penting serta yang dituntut dalam aqidah kita adalah bagaimana kita menyikapi berbagai masalah yang silih berganti menimpa.

Banyak sekali perintah dan penunjukan dalam konteks ini, baik dalam Al Quran maupun Hadis, misalnya dalam lanjutan surat Al Baqoroh ayat 155 tentang sikap yang harus diambil agar mendapatkan ‘kabar gembira’ yakni agar mengambil sikap bersabar.

“...dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar# (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa suatu musibah, mereka mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun .“T.Q.S Al Baqoroh : 155) Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kesabaran itu pada saat pertama kali ditimpa musibah”(Mutafaq Alaih)

Sehingga Langkah yang seharusnya diambil dalam menghadapi berbagai masalah adalah sikap sabar. Karena sikap itulah Allah memberikan keutamaan dan ganjaran yang besar bagi kaum muslimin.

“Mereka itulah yang mendapat kerbekatan yang sempurna dari tuhan mereka, dan mereka itulah yang akan mendapat petunjuk”. (T.Q.S. Al Baqoroh : 157). ”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” T.Q.S: Az-zumar: 10) “Alangkah mengagumkam kaum muslimin itu ketika mereka memperoleh kenikmatan mereka bersyukur. Hal ini menjadi sebuah kebaikan baginya. Sedangkan apabila mereka mendapatkan musibah, cobaan, masalah mereka pun bersabar menghadapinya” Al Hadist.

Sikap sabar mereset pemikiran membangkitkan kesadaran Kesabaran yang dimaksud kemudian bukanlah seperti sifat pasrah, melemah dan putus asa. Namun sikap sabar itu, secara eksplisit, mereset pemikiran dan kesadaran kita untuk mengingat akan Allah SWT -tuhan semesta alam raya. Dimana manusia -makhluk lemah ini- tidak memiliki daya sedikitpun, tidak ada anugerah apapun bagi siapapun kecuali dari-Nya, serta semua yang ada di langit dan di bumi bergantung kepadanya, kepada-Nyalah pula tempat kembali. Sehingga kesabaran akan memunculkan kesadaran ruhiyah dan dari kesadaran tersebut muncul motivasi lurus dan dahsyat untuk berfikir serius menyelesaikan masalah yang melanda dan berusaha konsisten dengan standar islam baginya.

Sikap sabar memunculkan optimisme yang memuncak Kesabaran yang dimaksud adalah sikap optimisme bahwa akan ada rahmat Allah SWT, akan ada kemudahan sesudah kesulitan dan kita akan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan masalah dengan berbagai cara yang efektif dan efisien tanpa melanggar syara’. Dan meyakini bahwa masalah sebesar apapun tidaklah besar bila kemudian pertolongan Allah pun diturunkan kepada seorang hamba.

Sikap sabar memunculkan kesempatan emas untuk berfikir mendalam menangkap masalah dan berfikir serius memutuskan solusi yang tepat. Suatu masalah yang menimpa kehidupan manusia dapat diselami lebih dalam sebagai sebuah kesempatan untuk mengevaluasi perjalanan misi kehidupannya. Kesabaran akan menyempurnakan proses ini.

Masalah dapat muncul sebagai suatu akibat dari kekeliruan pilihan, keputusan, ketidakoptimalan proses yang dilakukan manusia dalam menjalankan kehidupan. Sebab demikian sering disebut sebagai faktor humman error ataupun segala macam perbuatan -masih dalam kontrol manusia- yang berjalan tidak ideal. Atau selain dari itu juga dapat muncul dari kejadian atau peristiwa diluar kontrol manusia Baik itu terkait dengan sunnatullah maupun tidak namun masih diluar kontrol manusia.

Bila masalah timbul dari hal diluar kontrol manusia maka yang bisa dilakukan adalah bersabar dan ridho akan ketetapan Allah. Mengapa dalam hal ini bukan menjadi masalah? Karena itulah ketetapan qodho Allah. Manusia tidak bertanggung jawab akan sesuatu hal diluar kontrol yang menimpa dirinya. Berikutnya adalah berfikir untuk terus menapaki kehidupan dan tetap berusaha konsisten sesuai misi ideal.

Sedangkan apabila masalah timbul akibat faktor human error yang menyertai maka yang bisa dilakukan adalah bersabar, mengevaluasi terhadap penyimpangan dan segera melakukan perbaikan. Juga memohon ampunan kepada Allah bila terdapat aktivitas maksiyat di dalamnya.

Hikmah masalah adalah naiknya kualitas diri manusia “apakah kalian mengira akan masuk surga?Padahal belum datang kepada kalian cobaan seperti yang telah menimpa orang-orang sebelum kamu. Mereka memperoleh penderitaan, bencana dan goncangan...”

Semakin beragam permasalahan yang pernah dihadapi, dan mampu untuk mengatasinya, maka sejatinya semakin meningkat pula kualitas manusia tersebut dalam ketaatan, akhlaq juga wawasannya. (Wallahu Alam bi Showab.

Refleksi Kemerdekaan..


Saatnya lebih meyakini "Kemerdekaanmu" di awal tahun ini..

by Lendl Wibisana on Tuesday, December 7, 2010 at 8:24am

Bismillah..

Syahadat memiliki kekuatan yang begitu luarbiasa. Dua kalimat yang berisi Ikrar dan pembuka pintu Cinta Allah SWT dan Rasul SAW pada siapa saja yang melafalkannya, meyakininya dengan hati dan mengejawantahkan keyakinannya dalam perbuatan.

Syahadat, sesungguhnya adalah gerbang pintu kemerdekaan bagi seorang hamba pada Tuhannya, Rabb semesta alam, Allah SWT. Kemerdekaan seorang hamba untuk hanya berharap pada Allah saja, Allah SWT Dzat yang Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dzat yang tak pernah membiarkan setiap hambaNya menangis seorang diri di sepertiga malamnya karena Dia berfirman bahwa Dia akan turun kebumi dan mengijabah doa para hambaNya yang menengadahkan tangannya dan meminta pada Allah atas semua hal yang menjadi pengharapannya. Dia mengetahui tiap tetes air mata kesedihanmu dan saat itu Dia pasti ada bersamamu. Dia Merasakan juga luka hatimu dan Dia akan segera mengobatinya dengan kebahagiaan-kebahagiaan untukmu. Kamu merasa kehilangan atas kepergian orang-orang yang kamu cintai dan Dia akan menggantikannya dengan kekuatan untukmu. Walaupun Dia tak pernah hadir dalam kebahagiaanmu, tapi Dia senantiasa ikut tersenyum bersama senyumanmu karena Dia begitu Mencintaimu.

Allah dengan CintaNya, telah mengizinkan kita hambaNya untuk menggantungkan harapan Hanya padaNya. Allah telah memerdekakan kita hamabaNya untuk berlepas diri pada selain Nya. Walaupun kita sering lalai akan hal itu dan bergantung pada selain Nya, tapi Dia begitu setia menanti kita untuk mengeluh padaNya.

Ya Rabb sungguh aku berharap hanya pada Engkau. Engkau pasti Mengetahui seluruh kekhawatiran diriku dalam menjalani kehidupan ini ya Rabb. Dalam sujudku, dalam tangisku, dalam doaku, dalam setiap gelisahku selalu ada Engkau yang menguatkan keyakinanku. Sungguh takkan aku rendahkan harapku pada selain Engkau Ya Jabbar.

Allah selalu bersama prasangka HambaNya, maka biarkan pengaharapan baik itu selalu kita gantungkan begitu tinggi hanya KepadaNya, karena hanya Dia yang Mampu mewujudkannya. Sungguh tidak susah bagi Allah untuk mengabulkan semua harapan kita.

1432 tahun yang lalu Rasulullah SAW telah menunjukkan keyakinan luarbiasa ini pada kita. Rasulullah bersama para sahabat telah sempurna Memerdekakan ummat muslim dengan perjalanan Hijrahnya yang begitu monumental. Rasul tak butuh perayaan, Rasul hanya ingin kita hari ini juga Merasakan Kemerdekaan itu dengan sempurna dalam hati kita. Kemerdekaan hanya untuk bergantung Pada Allah SWT.. Al Jabbar, Al Khaliq, Al Ghaffar.. Ar RAhman Ar Rahiim.. Izinkan kekuatan Syahadat itu bergemuruh dalam hati kita, dan Izinkan sekali lagi, lebih dalam lagi, lebih kuat lagi kita melafalkannya dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengejawantahkannya dalam perbuatan.

Untuk semua saudaraku seiman yang aku cintai karena Allah, semoga tulisan yang aku buat khusus untuk pribadi ini juga dapat bermanfaat untukmu dan dapat menjadi solusi dari kegelisahan hati karena mungkin seringkali kita belum memerdekakan diri kita seutuhnya pada Allah SWT.

Selamat kembali merasakan Kemerdekaan di hari ini, di tahun yang baru 1432 H..

Barokallahu fik..

Sabtu, 09 April 2011

Introspeksi diri



by Lendl Wibisana on Sunday, October 31, 2010 at 11:30pm

Selama ini ...

Beretorika dengan rangkaian kalimat yang indah, padahal ternyata itu hanya sebuah cara untuk menutupi kekurangan.

Berdiplomasi atas keluhan dan kritikan, padahal ternyata itu adalah cara menutupi aib.

Menyebarkan kebaikan, padahal ternyata hari-harinya terus memproduksi keburukan.

Merasa telah bermanfaat, padahal ternyata sedang memupuk kesombongan.

Ya...semua diam..menunggu hingga waktu yang akan membuka semua topeng kepalsuan yang selama ini dibangga-banggakan dan menjawab serta membuka semua kebusukan yang selama ini dibungkus rapi oleh keindahan semu yang dipertontonkan. Tapi hingga detik ini masih saja nyaman "mengenakannya" karena merasa bahwa semua akan tersimpan rapat dan baik, karena sekali lagi bahwa ternyata semua yang dilakukan selama ini telah menjadi sanggar yang hebat untuk menjadikan diri ini aktor hebat yang sangat pantas mendapat penghargaan atas peran kemunafikan yang tidak dimunculkan dalam cerita2 fiktif di TV tapi lebih kejam lagi yaitu dalam kehidupan sesungguhnya..

Lalu...

Entah berapa hati yang tergores oleh rasa paling sempurnanya "aku"...

Entah berapa mata dan ingatan yang terus berjuang keras untuk menghilangkan semua jejak langkah&kenangan karena luka yang tidak mungkin tersembuhkan..

Dan ketika hal itu dipertanyakan,,seketika begitu mudahnya berharap untuk mendapatkan pengampunan atas pedang keburukan yang tertancap begitu dalam..Mereka mungkin akan berkata "pedang itu mungkin memang telah tercabut, tapi luka goresan dalam yang telah dibuat tidak akan mungkin tertutup kembali..

Ingin tahu bagaimana dirimu sesungguhnya, lihatlah tatkala bertemu dengan Penguasamu..

Keangkuhan, kesombongan, kemalasan, kebosanan, kelalaian, kemunafikkan bahkan kebohongan masih saja berani ditampakkan dihadapan Sang Maha Tahu.

Ya..itulah yang sebenarnya..

.....

Sadarilah,,

bahwa pijakan kaki ini telah renta dan begitu lelah menopangmu..

Rasakanlah,,

bahwa sang pemilik waktu telah mendengar perintah pengabdian Pemiliknya..

...

Waktu akan begitu taat pada pemiliknya,,berhentilah duduk di singgasana kebusukan dan lepaskan mahkota kepalsuan agar ketenangan segera menyelimuti..


Untukmu..

by Lendl Wibisana on Monday, November 8, 2010 at 8:51pm

Aku kirim buat kalian sahabatku yang aku cintai karena Allah..

pernah ada masa-masa dalam cinta kita kita lekat bagai api dan kayu bersama menyala, saling menghangatkan rasanya hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini kita terlalu akrab bagai awan dan hujan merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

kubaca cendikiawan dinasti ming, feng meng long menuliskan sebaitnya dalam ‘yushi mingyan’; “bungapun layu jika berlebih diberi rawatan willow tumbuh subur meski diabaikan”

maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat ‘ali “berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”

padahal saat itu, kau sedang dalam kesulitan seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan maka seolah aku telah membiarkan orang bisu yang merasakan kepahitan menderita sendiri, getir dalam sunyi -ataukah memang sejak dulu begitulah aku?-

dan sekarang aku merasa bersalah lagi seolah hadirku kini cuma untuk menegur hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan -kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu-

kini aku hanya menangis rindu membaca kisah ini; satu hari abu bakr, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya “sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”

“antara aku dan putera al khaththab”, lirih abu bakr dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam “ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah. kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya, tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan.”

tepat ketika abu bakr selesai berkisah, ‘umar datang dengan resah “sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi bersabda “lalu kalian berkata ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah “hanya abu bakr seorang yang langsung mengiya, ‘engkau benar!’ lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?”

‘umar berlinang, beristighfar dan berjalan simpuh mendekat tapi tangis abu bakr lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya.. demi Allah akulah memang yang keterlaluan..” lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang

ya Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisiMu mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..

Apa lagi yang kita tunggu?

Jika sejenak merenungi setiap detik yang telah kita lalui dalam hidup ini, maka kita akan menyadari betapa luas terhampar kesempatan untuk menjadi individu luarbiasa yang diberikan oleh Sang Maha Agung. Padahal, kita sama-sama memahami bahwa waktu yang telah Cuma-Cuma diberikan pada setiap manusia dengan jumlah yang sama ini akan dimintakan pertanggung jawabannya suatu saat nanti. Waktu, DIA berikan sama pada kita semua, yaitu 24jam..tidak ada yang lebih juga tidak ada yang kurang. Yang selanjutnya membedakan adalah apa yang dilakukan dan dihasilkan dari waktu tersebut. Pilihannya hanya ada dua, menjadikan diri luarbiasa dengan anugerah tersebut atau mengizinkan diri cukup jadi individu yang biasa saja. Sebuah pertanyaan yang seharusnya menjadi pertanyaan penting dalam hidup kita, APA YANG AKAN KITA PILIH?

Kembali kita renungkan milyaran detik, jutaan menit, dan ribuan jam kebelakang,,apa yang sudah kita lakukan untuk memberikan makna atas kehadiran kita dimuka bumi ini. Sudahkah kita jadi individu yang selalu dinanti kehadirannya oleh sahabat dan rekan? Atau justru ada atau tidaknya kita tidak membawa pengaruh apapun pada mereka, bahkan seringkali tidak diharapkan? Lalu, sudahkah kehadiran kita disyukuri oleh kedua pelita hidup kita, Ibu dan Ayah kita? Atau justru kehadiran kita semakin membebani hidup mereka?

Sahabatku, sisa umur kita terus berkurang setiap hari. Telah banyak peringatan dari Tuhan bahwa DIA punya kuasa penuh atas kita hambaNya. Ingat, tidak selamanya kita ada di dunia dan kita juga tidak mengetahui kapan saat terakhir itu akan tiba. Maka, ayo lakukan semua yang terbaik untuk hidup ini. Hadirlah sebagai mutiara ditengah hamparan pasir pantai yang luas. Lihat diri kita apa yang kurang? Semua telah begitu sempurna pada diri kita untuk menjadikan kita MUTIARA itu..

Jangan batasi dirimu untuk melejit ke angkasa. Robohkan tembok pembatas dalam dirimu yang mengatakan dirimu tidak bisa melakukannya. Karena bisa jadi saat itu kau telah menutup pintu potensimu yang sebenarnya telah DIA berikan khusus untukmu! Silahkan kau cari siapa yang serupa dengan dirimu di muka bumi ini. Maka kau tidak akan menemukan satu orang pun yang menyerupai dirimu, karena itulah dirimu hanya satu di jagat raya ini. Perhatikan, seberapa seringkah kita menangisi hal-hal yang sebenarnya memang tidak ada dalam diri kita? Lalu, berapa banyakkah kesempatan yang kita buang begitu saja padahal disanalah kita bisa jadi MUTIARA!!! Ayolah sahabatku, apa lagi yang kau tunggu? Apakah kau akan baru tersadar bahwa kau punya potensi luarbiasa setelah kau semakin tua? Tidak sahabat!! Inilah masa kita, masa dimana tidak ada yang mampu membatasi diri kita untuk melejit selain diri kita sendiri. Maka, jadilah individu yang luarbiasa dimanapun kau berada! Jika kau adalah bagian dari sebuah organisasi, dengan posisi apapun, jadilah luarbiasa disana. Jika kau menjadi seorang murid, maka jadilah kau sebagai murid yang luarbiasa. Jika kau adalah bagian dari masyarakat, jadilah individu yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain. Dan jika kau adalah seorang anak, maka jadilah anak yang senatiasa memuliakan Ibu dan Ayah kemuliaan di dunia dan di akhirat, dengan cara apapun,,sekalipun dengan hanya ucapan cinta kita pada mereka..

Ayo sahabatu, lejitkanlah potensimu.. Jangan biarkan waktu yang setiap hari menyapamu ini nantinya bersaksi bahwa kau menghabiskan dia dengan melakukan hal biasa saja, padahal waktu saja mengizinkanmu untuk menghabiskannya dengan hal-hal yang luarbiasa!! JIKA KAU BISA MENJADI INDIVIDU YANG LUARBIASA, MENGAPA SAMPAI HARI INI KAU MASIH SAJA MEMILIH UNTUK MENJADI BIASA SAJA!!! Ayo, waktu adalah masa karya, yang nantinya pasti akan diminta pertanggung jawabannya. Jangan sia-siakan hari ini, karena hari yang lalu tidak akan pernah kembali, hari esok belum tentu akan hadir,karena hari ini adalah harimu. Berikanlah makna mendalam atas apapun yang kau lakukan hari ini. Makna untukmu terlebih untuk sebanyak-banyaknya manusia. Hari ini akan menjadi sejarah untuk kita, maka buatlah sejarah hari ini hanya pantas diukir dengan TINTA EMAS, bagaimana caranya?? Hanya kau yang tahu..

Wahai MUTIARA..Apa lagi yang kita tunggu ??

Semoga bermanfaat, bagi siapapun yang menyempatkan untuk membacanya..Barokallahu Fik.

...


...

by Lendl Wibisana on Sunday, February 13, 2011 at 4:49am

Tuhanku Yang Maha Menemukan,

Engkau menciptakan segala sesuatu

berpasang-pasangan,

dan aku bersaksi bahwa

...maha benar Engkau

dalam segala firman-Mu.

Maka aku yakin,

belahan jiwaku yang anggun budinya,

yang penyayang dan

indah impian masa depannya itu,

yang jujur dan pekerja keras,

sudah ada dan hidup di luar sana

sedang menunggu waktu

untuk kau pertemukan denganku.

Mohon jangan lama-lama ya Tuhan?

Allahumma Aamiin

Karya Perjuangan


Berkarya untuk PAAP

by Lendl Wibisana on Tuesday, November 9, 2010 at 9:23am

BEM PAAP FE Unpad Pecahkan Rekor MURI - Colenak Terpanjang

Colenak, makanan khas sunda yang manis dan legit sepanjang 212 meter yang dibuat oleh pedagang colenak asal Tasikmalaya mencetak rekor MURI sebagai colenak terpanjang. Colenak adalah makanan khas sunda yang dibuat dari tape singkong yanhg dibakar lalu diberi campuran gula merah dan parutan kelapa. Colenak bagi orang sunda merupakan singkatan dari dicocol enak. Colenak terpanjang tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Kampung Tatar Pajajaran yang yang diselenggarakan oleh BEM PAAP Fakultas Ekonimi Unpad, di Kampus Unpad Jalan Dipatiukur, Sabtu (22/5/2010). Colenak Terpanjang 212 Meter, Proses Pembuatan Habiskan Dana Rp 6 Juta, Ema Nur Arifah - sumber: detikbandung

Menurut Achmad Gustomi (52) pembuat sekaligus pemilik kios colenak asal Tasikmalaya mengatakan, untuk membuat colenak tersebut, diperlukan 500 kilogram tape (peuyeum) 100 kilogram gula aren, dan 20 kilogram kacang. Dia menambahkan, persiapan awal memakan waktu hingga tiga minggu namun untuk membakar colenak ini diperlukan waktu dua malam satu hari. “Awalnya sempat terhambat karena kiriman tape dari Rajapolah terbatas,” katanya. Biaya yang diperlukan untuk membuat colenak terpanjang ini menghabiskan Rp 6 juta, dan proses pembuatannya sendiri dibantu oleh empat orang pegawai. Sementara itu, Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia mengatakan, dirinya merasa bangga dengan adanya pemecahan rekor muri untuk colenak terpanjang di dunia, selain bisa memperkenalkan colenak ke masyarakat luas, juga turut melestarikan makanan tradisional khas Jawa Barat. Menurut Presiden BEM PAAP FE Unpad Liendl Wibisana, pemecahan rekor colenak ini merupakan salah satu rangkaian acara Kampung Tatar Padjajaran yang diadakan oleh BEM PAAP. Selain memperkenalkan berbagai makanan tradisional khas Jawa Barat, acara ini juga diisi oleh berbagai kesenian khas Sunda seperti Jaipongan dan Wayang Golek. Colenak Terpanjang di Dunia Jadi Daya Tarik Warga Bandung, Sabtu, 22/05/2010 - 20:06, sumber: pikiran-rakyat.com

Rekor tersebut diciptakan dalam kegiatan "Kampung Tatar Padjadjaran" di parkir kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur, Sabtu (22/5). Colenak yang semula ditargetkan hanya sepanjang 200 meter itu, kemudian dibagikan secara gratis kepada civitas akademika Unpad dan masyarakat sekitar. Menurut Presiden BEM PAAP Fakultas Ekonomi Unpad, Lendl Wibisana, colenak dipilih dalam pemecahan rekor Muri karena merupakan makanan khas Sunda yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kini, banyak masyarakat terutama anak muda yang kurang tahu soal colenak. "Colenak sudah ada puluhan tahun lalu dan jadi kebanggaan masyarakat Jabar. Makanan khas ini perlu dilestarikan agar tidak diklaim bangsa lain," ungkap Lendl PAAP Unpad Sajikan "Colenak" Sepanjang 212 Meter, Minggu, 23 Mei 2010, sumber: klik-galamedia.com