Sabtu, 09 April 2011


Untukmu..

by Lendl Wibisana on Monday, November 8, 2010 at 8:51pm

Aku kirim buat kalian sahabatku yang aku cintai karena Allah..

pernah ada masa-masa dalam cinta kita kita lekat bagai api dan kayu bersama menyala, saling menghangatkan rasanya hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini kita terlalu akrab bagai awan dan hujan merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

kubaca cendikiawan dinasti ming, feng meng long menuliskan sebaitnya dalam ‘yushi mingyan’; “bungapun layu jika berlebih diberi rawatan willow tumbuh subur meski diabaikan”

maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat ‘ali “berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”

padahal saat itu, kau sedang dalam kesulitan seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan maka seolah aku telah membiarkan orang bisu yang merasakan kepahitan menderita sendiri, getir dalam sunyi -ataukah memang sejak dulu begitulah aku?-

dan sekarang aku merasa bersalah lagi seolah hadirku kini cuma untuk menegur hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan -kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu-

kini aku hanya menangis rindu membaca kisah ini; satu hari abu bakr, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya “sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”

“antara aku dan putera al khaththab”, lirih abu bakr dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam “ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah. kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya, tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan.”

tepat ketika abu bakr selesai berkisah, ‘umar datang dengan resah “sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi bersabda “lalu kalian berkata ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah “hanya abu bakr seorang yang langsung mengiya, ‘engkau benar!’ lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?”

‘umar berlinang, beristighfar dan berjalan simpuh mendekat tapi tangis abu bakr lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya.. demi Allah akulah memang yang keterlaluan..” lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang

ya Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisiMu mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..

Apa lagi yang kita tunggu?

Jika sejenak merenungi setiap detik yang telah kita lalui dalam hidup ini, maka kita akan menyadari betapa luas terhampar kesempatan untuk menjadi individu luarbiasa yang diberikan oleh Sang Maha Agung. Padahal, kita sama-sama memahami bahwa waktu yang telah Cuma-Cuma diberikan pada setiap manusia dengan jumlah yang sama ini akan dimintakan pertanggung jawabannya suatu saat nanti. Waktu, DIA berikan sama pada kita semua, yaitu 24jam..tidak ada yang lebih juga tidak ada yang kurang. Yang selanjutnya membedakan adalah apa yang dilakukan dan dihasilkan dari waktu tersebut. Pilihannya hanya ada dua, menjadikan diri luarbiasa dengan anugerah tersebut atau mengizinkan diri cukup jadi individu yang biasa saja. Sebuah pertanyaan yang seharusnya menjadi pertanyaan penting dalam hidup kita, APA YANG AKAN KITA PILIH?

Kembali kita renungkan milyaran detik, jutaan menit, dan ribuan jam kebelakang,,apa yang sudah kita lakukan untuk memberikan makna atas kehadiran kita dimuka bumi ini. Sudahkah kita jadi individu yang selalu dinanti kehadirannya oleh sahabat dan rekan? Atau justru ada atau tidaknya kita tidak membawa pengaruh apapun pada mereka, bahkan seringkali tidak diharapkan? Lalu, sudahkah kehadiran kita disyukuri oleh kedua pelita hidup kita, Ibu dan Ayah kita? Atau justru kehadiran kita semakin membebani hidup mereka?

Sahabatku, sisa umur kita terus berkurang setiap hari. Telah banyak peringatan dari Tuhan bahwa DIA punya kuasa penuh atas kita hambaNya. Ingat, tidak selamanya kita ada di dunia dan kita juga tidak mengetahui kapan saat terakhir itu akan tiba. Maka, ayo lakukan semua yang terbaik untuk hidup ini. Hadirlah sebagai mutiara ditengah hamparan pasir pantai yang luas. Lihat diri kita apa yang kurang? Semua telah begitu sempurna pada diri kita untuk menjadikan kita MUTIARA itu..

Jangan batasi dirimu untuk melejit ke angkasa. Robohkan tembok pembatas dalam dirimu yang mengatakan dirimu tidak bisa melakukannya. Karena bisa jadi saat itu kau telah menutup pintu potensimu yang sebenarnya telah DIA berikan khusus untukmu! Silahkan kau cari siapa yang serupa dengan dirimu di muka bumi ini. Maka kau tidak akan menemukan satu orang pun yang menyerupai dirimu, karena itulah dirimu hanya satu di jagat raya ini. Perhatikan, seberapa seringkah kita menangisi hal-hal yang sebenarnya memang tidak ada dalam diri kita? Lalu, berapa banyakkah kesempatan yang kita buang begitu saja padahal disanalah kita bisa jadi MUTIARA!!! Ayolah sahabatku, apa lagi yang kau tunggu? Apakah kau akan baru tersadar bahwa kau punya potensi luarbiasa setelah kau semakin tua? Tidak sahabat!! Inilah masa kita, masa dimana tidak ada yang mampu membatasi diri kita untuk melejit selain diri kita sendiri. Maka, jadilah individu yang luarbiasa dimanapun kau berada! Jika kau adalah bagian dari sebuah organisasi, dengan posisi apapun, jadilah luarbiasa disana. Jika kau menjadi seorang murid, maka jadilah kau sebagai murid yang luarbiasa. Jika kau adalah bagian dari masyarakat, jadilah individu yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain. Dan jika kau adalah seorang anak, maka jadilah anak yang senatiasa memuliakan Ibu dan Ayah kemuliaan di dunia dan di akhirat, dengan cara apapun,,sekalipun dengan hanya ucapan cinta kita pada mereka..

Ayo sahabatu, lejitkanlah potensimu.. Jangan biarkan waktu yang setiap hari menyapamu ini nantinya bersaksi bahwa kau menghabiskan dia dengan melakukan hal biasa saja, padahal waktu saja mengizinkanmu untuk menghabiskannya dengan hal-hal yang luarbiasa!! JIKA KAU BISA MENJADI INDIVIDU YANG LUARBIASA, MENGAPA SAMPAI HARI INI KAU MASIH SAJA MEMILIH UNTUK MENJADI BIASA SAJA!!! Ayo, waktu adalah masa karya, yang nantinya pasti akan diminta pertanggung jawabannya. Jangan sia-siakan hari ini, karena hari yang lalu tidak akan pernah kembali, hari esok belum tentu akan hadir,karena hari ini adalah harimu. Berikanlah makna mendalam atas apapun yang kau lakukan hari ini. Makna untukmu terlebih untuk sebanyak-banyaknya manusia. Hari ini akan menjadi sejarah untuk kita, maka buatlah sejarah hari ini hanya pantas diukir dengan TINTA EMAS, bagaimana caranya?? Hanya kau yang tahu..

Wahai MUTIARA..Apa lagi yang kita tunggu ??

Semoga bermanfaat, bagi siapapun yang menyempatkan untuk membacanya..Barokallahu Fik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran membangun rekan-rekan sangat dinanti..